MACAM - MACAM PAHAM BESAR DIDUNIA
MACAM - MACAM PAHAM BESAR DIDUNIA
Feodalisme berasal dari bahasa latin
yaitu beneficum (kemudian berubah menjadi feudum atau fief) yang berarti
pinjaman yaitu pinjaman sebidang tanah dari tuan kepada vazalnya. Dalam
perkembangannya tidak hanya tanah yang dipinjamkan tetapi juga kedudukan yang
lama kelamaan menjadi turun temurun. Ada
dua hal besar yang menjadi sebab atau faktor utama yang mempengaruhi munculnya
sistem feodal di eropa. Dua faktor tersebut yaitu:
a. Abad
kegelapan yang melanda seluruh kawasan eropa
Runtuhnya Romawi Barat,telah menyebabkan
wajah Eropa menjadi masyarakat Agraris dengan rumah tangga desa tertutup.Disitu
tidak terdapat lalu lintas uang.Semua wujud kemasyarakatan didasarkan atas
kepemilikan tanah.Hanya pemilik tanah yang memungkinkan adanya administrasi dan
sistem militer negara, keadaan
ini menciptakan kebutuhan akan tanah-tanah luas.
b. Unsur
kebudayaan yang membentuk feodalisme
percampuran antara kedua kebudayaan yang
dimaksud adalah kebudayaan militer suku suku bangsa jerman dengan kebudayaan
sistem kepemilikan tanah romawi. sistem kepemilikan tanah romawi dimana para
masyarakat bawah yang tidak kuat membayar pajak tanah terpaksa menjual tanahnya
kepada para tuan tanah yang memiliki modal besar akhirnya bercampur dengan
kebudayaan militer bangssa jerman. kemudian dari percampuran tersebut para tuan
tanah yang memiliki modal besar membentuk pasukan militer sendiri untuk
melindungi dirinya masing masing.
Jika kita pahami lebih jauh,
Feodalisme dapat dikatakan sebuah paham yang lahir dari tata cara dan
aturan-aturan negara yang mengatur peminjaman tanah para bangsawan. Sehingga dapat kita
simpulkan bahwa pada masa itu haruslah tunduk pada tuan tanah yaitu seorang
raja. Dengan keadaan seperti ini maka muncullah reaksi dari kalangan
masyarakat, terutama kaum tengah atau borjuis dan para pedagang yang tidak
sejalan dengan apa yang diterapkan oleh raja, mereka menginginkan suatu
kebebasan hidup, yang akan mendasari merekan mendapat hidup yang lebih baik
setelah muncul sektor perdagangan, hal ini melatar belakangi munculnya paham liberalisme..
Dalam
sejarah kemunculannya liberalisme sebenarnya muncul akibat adanya pengekangan
dari berbagai aspek kehidupan, yaitu dalam bidang politik kala itu kebebasan
berpendapat sangatlah kurang di eropa. Adanya
pembatasan berpendapat dan berpartisipasi berpolitik oleh pihak pemerintah
membuat kehidupan di eropa kala itu timpang. Golongan atas makin berkuasa sedangkan
golongan bawah semakin tertindas
lalu kebebasan dalam hal ekonomi juga cukup terkekang
adanya sistem feodalisme yang di praktekkan oleh para kaum peilik tanah membuat
kesenjangan perekonoian semakin meraja lela.
Liberalisme berasal dari kata liberal dan isme.
Liberal berarti berpandangan bebas dan terbuka. Kata isme menunjukkan suatu
paham. Jadi dapat disimpulkan secara singkat Liberalisme adalah suatu paham atau
pandangan yang menginginkan adanya kebebasan dan terbuka.
Secara umum, liberalisme
mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir
bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari
pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang
bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang
relatif bebas, dan suatu sistem
pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap
pemilikan individu. Oleh karena itu paham liberalisme
lebih lanjut menjadi dasar bagi tumbuhnya kapitalisme.
Liberalisme yang berkembang dibidang
politik, yaitu suatu kebebasan individu untuk menyampaikan aspirasi, pendapat
dan berpolitik. Dengan kata lain pada saat itu kekuasaan tertinggi berada di
tangan rakyat, paham ini nampak dalam Demokrasi dan Nasionalisme. Dan
Liberalisme yang berkembang dibidang ekonomi, yang menghendaki adanya sistem
ekonomi bebas, yang tiap individu harus memiliki kebebasan berusaha,
mengumpulkan harta benda, yang sangat nampak pada paham Kapitalisme. Sedangkan Liberalisme dalam
agama disini adalah liberal dalam masalah ibadah dan agama atau kebebasan dalam
beribadah dan beragama. Setiap individu harus memiliki kebebasan kemerdekaan
beragama dan menolak campur tangan negara atau pemerintah tetapi dalam
kebebasan tersebut tentu tidak bebas mutlak, ada peraturan dalam memeluk agama.
Kebebasan agama ini muncul saat terjadinya peristiwa gereja di abad pertengahan
yang terlalu mengekang umat.
3. DEMOKRASI
Demokrasi
sendiri sebenarnya adalah kelanjutan atau perkembangan dari sistem liberalisme
di bidang politik. Asas yang dianut sebenarnya adlah sama sama asas kebebasan
yang menjaga hak setiap individu dalam dunia politik. Akan tetapi dalam sistem
Demokrasi ini faham kebebasan itu dikembangkan dan dibentuk lebih rinci dengan
membuat sistem yang bertujuan untuk menjaga hak stiap masyarakat baik golongan
atas, menengah, maupun bawah sehingga hak masing masing individu menjadi setara
terutama dalam urusan politik tapi tidak menutup kemungkinan juga dalam bidang
bidang yang lain.
Kata demokrasi berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti
rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat
diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi
menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini
disebabkan karena demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator
perkembangan politik suatu negara.
Bentuk
negara demokrasi klasik lahir dari pemikiran aliran yang dikenal berpandangan a
tree partite classification of state yang membedakan bentuk negara atas
tiga bentuk ideal yang dikenal sebagai bentuk negara kalsik-tradisional. Para
penganut aliran ini adalah Plato, Aristoteles, Polybius dan Thomas Aquino.
Bentuk negara demokrasi klasik lahir dari pemikiran aliran yang dikenal
berpandangan a tree partite classification of state yang membedakan
bentuk negara atas tiga bentuk ideal yang dikenal sebagai bentuk negara
kalsik-tradisional. Para penganut aliran ini adalah Plato, Aristoteles,
Polybius dan Thomas Aquino.
4. NASIONALISME
Nasionalisme
adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan
sebuah negara
(dalam bahasa Inggris
"nation") dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk
sekelompok manusia. Para
nasionalis
menganggap negara adalah berdasarkan beberapa "kebenaran politik"
(political legitimacy). Bersumber dari teori romantisme yaitu "identitas
budaya", debat liberalisme yang menganggap kebenaran politik adalah
bersumber dari kehendak rakyat, atau gabungan kedua teori itu.
Pada mulanya
unsur-unsur pokok nasionalisme itu terdiri atas persamaan-persamaan darah
(keturunan), suku bangsa, daerah tempat tinggal, kepercayaan agama, bahasa dan
kebudayaan. Nasionalisme akan muncul ketika suatu kelompok suku yang hidup
di suatu wilayah tertentu dan masih bersifat primordial berhadapan dengan
manusia-manusia yang berasal dari luar wilayah kehidupan mereka. Lambat
laun ada unsur tambahan, yaitu dengan adanya persamaan hak bagi setiap orang
untuk memegang peranan dalam kelompok atau masyarakat (demokrasi politik dan
demokrasi sosial) serta adanya persamaan kepentingan ekonomi. Inilah yang
kemudian dikenal dengan istilah nasionalisme modern.
Nasionalisme dapat menonjolkan
dirinya sebagai sebagian paham negara atau gerakan (bukan negara) yang populer
berdasarkan pendapat warganegara, etnis, budaya,
keagamaan dan ideologi.
Kategori tersebut lazimnya berkaitan dan kebanyakan teori nasionalisme
mencampuradukkan sebagian atau semua elemen tersebut.
Kapitalisme
sendiri berasal dari dua suku kata latin yaitu caput yang artinya kepala, kehidupan dan kesejahteraan. sedangkan kata isme berarti paham atau ajaran.
Caput sendiri kemudian difeneralisasikan menjadi kapital lalu kemudian menjadi
sebuah faham kapitalisme. Kapital
sendiri dimaknakan menjadi kesejahteraan dalam artian umum kapitalisme adalah
sebuah sistim atau faham yang mengurusi segala sesuatu di bidang perekonomian.
Kapitalisme sendiri kemudian berkembang menjadi sebuah faham yang sangat
mengutamakan keuntungan sebesar besarnya dalam sebuah transaksi.
Kapitalisme adalah sistem
perekonomian yang menekankan peran kapital (modal), yakni kekayaan dalam segala
jenisnya, termasuk barang-barang yang digunakan dalam produksi barang lainnya,
kapitalisme juga merupakan suatu cara mengadakan produksi dengan dasar
menghadang laba. Kapitalisme merupakan sistem ekonomi politik yang cenderung
kearah pengumpulan kekayaan secara individu (pemilik modal). Dengan kata lain
kapitalisme adalah suatu paham atau ajaran mengenai segala sesuatu yang
berhubungan dengan modal atau uang.
Sejarah kapitalisme melewati tiga fase sebagai berikut:
1.
Kapitalisme Awal ( 1500 – 1750 ). Kapitalisme pada
fase ini masih mengacu pada kebutuhan pokok yang ditandai dengan hadirnya
industri sandang di Inggris sejak abad XVI sampai abad XVIII. Dan berlanjut
pada usaha perkapalan, pergudangan, bahan- bahan mentah, barang- barang jadi
dan variasi bentuk kekayaan yang lain. Dan kemudian berubah menjadi perluasan
kapasitas produksi, dan talenta kapitalisme ini yang kemudian hari justru
banyak menelan korban. Di perkotaan, para saudagar kapitalis menjual
barang-barang produksi mereka dalam satu perjalanan dari satu tempat ke tempat
lainnya. Mula-mula mereka menjual barang pada teman sesama saudagar
seperjalanan, lalu berkembang menjadi perdagangan public. Sementara di wilayah
pedesaan saat itu masih cenderung feodalistik.
2.
Kapitalisme klasik. Berlangsung sekitar tahun 1750
sampai tahun 1914. Awal munculnya tahap ini diawali dengan munculnya revolusi
industri di Inggris. Revolusi industri ini dipicu dengan ditemukannya mesin
uap, sehingga mulai muncul mesin-mesin dengan skala besar untuk membantu
memproduksi barang dalam jumlah banyak. Hal ini
menimbulkan pergeseran dari perdagangan public ke perdagangan industri. Pada fase ini jugalah muncul "bapak kapitalisme", Adam Smith, yang terkenal
dengan bukunya yang berjudul The Wealth of Nation (1776). Ajaran kapitalisme
Adam Smith yang terkenal dalam buku ini adalah laissez faire dan invisible hand.
Laisez faire mengandung arti bahwa dalam kegiatan perekonomian pemerintah tidak
boleh ikut campur. Sedangkan yang dimaksud dengan invisible hand (tangan gaib)
adalah bahwa setiap individu dibimbing oleh "tangan tak terlihat" dalam
merealisasikan kepentingan dirinya sendiri.
menimbulkan pergeseran dari perdagangan public ke perdagangan industri. Pada fase ini jugalah muncul "bapak kapitalisme", Adam Smith, yang terkenal
dengan bukunya yang berjudul The Wealth of Nation (1776). Ajaran kapitalisme
Adam Smith yang terkenal dalam buku ini adalah laissez faire dan invisible hand.
Laisez faire mengandung arti bahwa dalam kegiatan perekonomian pemerintah tidak
boleh ikut campur. Sedangkan yang dimaksud dengan invisible hand (tangan gaib)
adalah bahwa setiap individu dibimbing oleh "tangan tak terlihat" dalam
merealisasikan kepentingan dirinya sendiri.
3.
Kapitalisme lanjut ( 1914 – sekarang ). Kapitalisme
lanjut merupakan fase lanjutan dari kapitalisme industri. Kapitalisme industri
memicu agregasi akumulasi modal bersama yang dikumpulkan melalui pembaruan
perusahaan nasional dan multinasional. Dalam fase ini, kapitalisme bukan semata
lagi hanya mengakumulasi modal tapi lebih dari itu, yaitu investasi. Dalam arti
ini, kapitalisme tidak hanya bermakna konsumsidan produksi belaka, tapi
menabung dan menanam modal sehingga mendapatkan keuntungan berlipat dari sebuah
usaha adalah usaha yang terus ditumbuhkan. Pertumbuhan ekonomi tidak hanya
didasarkan pada soal faktor produksi tapi juga faktor jasa dan kestabilan
sistem sosial masyarakat.
Dari
Kapitalisme yang merupakan sistem ekonomi politik yang cenderung kearah
pengumpulan kekayaan secara individu (pemilik modal), beralih ke paham yang
lain. Bahwa Kapitalisme melahirkan Imperialisme.
6.
IMPERIALISME
Perkataan
imperialisme berasal dari kata Latin "imperare"
yang artinya "memerintah". Hak untuk memerintah (imperare) disebut "imperium". Orang yang
diberi hak itu (diberi imperium) disebut "imperator".
Yang lazimnya diberi imperium
itu ialah raja, dan karena itu lambat-laun raja disebut imperator dan kerajaannya (ialah daerah dimana imperiumnya berlaku) disebut imperium. Pada zaman dahulu kebesaran
seorang raja diukur menurut luas daerahnya, maka raja suatu negara ingin selalu
memperluas kerajaannya dengan merebut negara-negara lain. Tindakan raja inilah
yang disebut imperialisme oleh orang-orang sekarang, dan kemudian ditambah
dengan pengertian-pengertian lain hingga perkataan imperialisme mendapat
arti-kata yang kita kenal sekarang ini. hingga kata imperealisme ini bisa
digunakan untuk dan menetap dimana saja.
Imperialisme kuno suatu
bentuk perluasan jajahan yang memiliki berbagai tujuan. Yang kita ketahui
penyebaran agama, mendapatkan kekayaan, dan memperoleh kejayaan (Gold, Glory,
Gospel). Sedangkan Imperialisme modern bermula setelah Revolusi Industri di
Inggris tahun 1870-an yang mengakibatkan industri besar-besaran. Hal yang
menjadi faktor pendorongnya adalah adanya kelebihan modal dan barang di
negara-negara Barat. Selepas tahun 1870-an, Negara-negara Eropa berlomba-lomba
mencari daerah jajahan di wilayah Asia, Amerika dan Afrika. Mereka mencari
wilayah jajahan sebagai wilayah penyuplai bahan baku dan juga sebagai daerah
pemasaran hasil industri mereka.
Dari tujuan Imperialis yang seperti itu akan lahir paham
berikutnya yaitu Fasisme dan Sosialisme. Fasisme yang merupakan
pengorganisasian pemerintah dan masyarakat secara totaliter oleh kediktatoran
partai tunggal yang sangat nasionalis, rasialis, militeris, dan imperialis.
7.
FASISME
Fasisme merupakan pengorganisasian pemerintah dan
masyarakat secara totaliter oleh kediktatoran
partai tunggal yang sangat nasionalis, rasialis, militeris, dan
imperalis. Fasisme berasal dari kata latin “Fasces” artinya kumpulantangkai yang
diikatkan kepada sebuah kapak,
yang melambangkan pemerintahan di Romawi kuno.
Istilah “fasisme” pertama kali
digunakan di Italia oleh pemerintah yang berkuasa tahun 1922-1924 pimpinan
Benito Mussolini. Dan gambar tangkai-tangkai yang diikatkan pada
kapak menjadi lambang
partai fasis pertama.
Setelah Italia, pemerintahan
fasis kemudian berkuasa
di Jerman dari 1933
hingga 1945, dan di
Spanyol dari 1939 hingga 1975. Setelah Perang Dunia II, rezim-rezim diktatoris
yang muncul di Amerika Selatan dan negara-negara belum berkembang lain umumnya digambarkan sebagai
fasis.
8.
SOSIALISME
Sosialisme (sosialism)
secara etimologi berasal dari bahasa Perancis sosial yang berarti
kemasyarakatan. Istilah sosialisme pertama kali muncul di Perancis sekitar
1830. Umumnya sebutan itu dikenakan bagi aliran yang masing-masing hendak
mewujutkan masyarakat yang berdasarkan hak milik bersama terhadap alat-alat
produksi, dengan maksud agar produksi tidak lagi diselenggarakan oleh orang-orang
atau lembaga perorangan atau swasta yang hanya memperoleh laba tetapi
semata-mata untuk melayani kebutuhan masyarakat. Dalam arti tersebut ada empat
macam aliran yang dinamakan sosialisme: (1) sosial demokrat, (2) komunisme,(3)
anarkhisme, dan (4) sinkalisme (Ali Mudhofir, 1988). Sosialisme ini muncul
kira-kira pada awal abad 19, tetapi gerakan ini belum berarti dalam lapangan
politik. Baru sejak pertengahan abad 19 yaitu sejak terbit bukunya Marx,
Manifes Komunis (1848), sosialisme itu (seakan-akan) sebagai faktor yang sangat
menentukan jalannya sejarah umat manusia.
Dalam
membahas sosialisme tidak dapat terlepas dengan istilah Marxisme-Leninisme
karena sebagai gerakan yang mempunyai arti politik, baru berkembang setelah
lahirnya karya Karl Marx, Manifesto Politik Komunis (1848). Dalam edisi bahasa
Inggris 1888 Marx memakai istilah “sosialisme” dan ”komunisme” secara
bergantian dalam pengertian yang sama. Hal ini dilakuakn sebab Marx ingin
membedakan teorinya yang disebut “sosialisme ilmiah” dari “ sosialisme utopia”
untuk menghindari kekaburan istilah dua sosialisme dan juga karena
latarbelakang sejarahnya. Marx memakai istilah “komunisme” sebagai ganti
“sosialisme” agar nampak lebih bersifat revolusioner.
Dengan
demikian dapat dikemukakan, sosialisme sebagai idiologi politik adalah suatu
keyakinan dan kepercayaan yang dianggap benar mengenai tatanan politik yang
mencita-citakan terwujudnya kesejahteraan masyarakat secara merata melalui
jalan evolusi, persuasi, konstitusional-parlementer dan tanpa kekerasan.
Paham komunis lahir sebagai bentuk reaksi atas
perkembangan masyarakat kapitalis. Dengan adanya paham kapitalis yang secara
tidak langsung banyak menindas kaum proletar maka lahirlah paham yang disebut
dengan paham Komunis. Dalam paham ini hak milik pribadi tidak ada karena akan
menimbulkan kapitalisme, yang pada gilirannya akan melakukan penindasan pada
kaum proletar. Oleh karena itu, hak milik individual harus diganti dengan hak
milik kolektif dan individualisme diganti dengan sosialisme komunis.
Dalam hal beragama, komunisme yang dirumuskan Karl
Marx menyatakan bahwa manusia adalah suatu hakikat yang menciptakan dirinya
sendiri dengan menghasilkan sarana-sarana kehidupan sehingga sangat menentukan
dalam perubahan sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, dan agama. Dalam hal ini,
komunisme berpaham atheis (tidak bertuhan) karena manusia ditentukan oleh
dirinya sendiri dan bukan oleh hal-hal lain di luar dirinya. Komunisme
berpandangan bahwa Agama merupakan Chandu, dan tidak adanya kelas dalam tatanan
masyarakat (sama rata sama rasa) dan komunis juga menginginkan kemenangan
diperoleh kaum proletar.
DAFTAR PUSTAKA
Soekarno, Ir. 1963. “Dibawah Bendera
Revolusi” djilid satu. Djakarta: dibawah bendera revolusi
http://sarinahgmniindramayu.blogspot.com/2010/02/isme-isme-yg-mengguncang-dunia.html
Komentar
Posting Komentar